Aceh tentunya lekat dengan kopinya. Budaya nongkrong di Warung Kopi juga dapat kita temui di perbagai sudut kota Banda Aceh. Malam ini, saya diajak oleh kawan saya untuk turut mencicipi budaya tersebut dengan nongkrong di Warung Kopi (Warkop) CHEK YUKE, yang terletak persis di pinggir sungai, tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman. Datang sekitar pukul 10 malam, Warung Kopi ini tampak ramai dikunjungi oleh para pelanggannya. "Kalau week end jauh lebih ramai mas, harus antri buat dapet tempat duduk", begitu kata teman saya. Padahal Warkop ini sangat besar jika dibandingkan ukuran warkop-warkop biasa di Pulau Jawa. Tiga buah ruko dua lantai disatukan untuk menjadi satu buah Warung Kopi! Puluhan orang tampak mengobrol di meja-meja sederhana sambil menyeruput segelas Kopi Aceh. Memang kedahsyatan kopi Aceh ini sudah melegenda bahkan pasca tsunami, kopi Aceh semakin mendunia berkat banyaknya penikmat kopi dari para pekerja internasional yang datang untuk merekonstruksi Aceh.
Pembuatan kopi di Aceh juga sangat khas, kopi diseduh dengan saringan dari kain yang bentuknya mirip kaus kaki, lalu menuangkan kopi itu berpindah-pindah dari satu ceret ke ceret yang lain. Hasilnya adalah kopi yang sangat pekat, harum, tetapi tidak mengandung bubuk kopi karena sudah tersaring di dalam “kaus kaki” tadi (source: travel.kompas.com). Berbeda dengan kopi hitam di banyak daerah lain yang masih menyisakan ampasnya. Buat yang tidak suka menyeruput kopi hitam, bisa coba juga Kopi Sanger, atau kopi susu. Dengan pembuatan yang sama dengan kopi hitam tapi di gelasnya ditambah dengan susu kental dan dikocok sampai berbuih. Aroma kopi kentalnya masih sangat terasa, membuat kopi sanger ini berbeda dengan kopi susu biasa.
Sambil ngobrol dan menyeruput kopi, tentunya sajian kudapan akan menjadi pelengkap suasana. Berbagai makanan ringan bisa kita coba, goreng pisang (dengan dibalut tepung panir), roti dengan selai serikaya, kueh dengan isi fla dan sebagainya. Boleh juga memesan martabak aceh yang dapat mengenyangkan.
Kopi Aceh memang ngangenin, apalagi jika diminum langsung di kedainya seperti di Chek Yuke ini. Yuke sendiri berasal dari kata UK, singkatan dari Ulee Kareng, daerah yang merupakan salah satu penghasil kopi di Banda Aceh. Menghabiskan waktu di kedai kopi ini memang tidak terasa, obrolan akan mengalir dan berpindah-pindah dengan beragam topik. Dan asiknya lagi, layaknya tempat minum kopi di kafe-kafe di Jakarta, disini juga merupakan Free Hot Spot Area sehingga kita bisa lihat banyak anak muda yang ngopi sambil menenteng laptop. Bedanya dengan kafe di Jakarta: harga lebih murah - kopi jauuhhh lebih nikmat.
Mau tahu tempat makan lainnya di Aceh? Silakan lihat disini -> Wisata Kuliner Aceh
Pembuatan kopi di Aceh juga sangat khas, kopi diseduh dengan saringan dari kain yang bentuknya mirip kaus kaki, lalu menuangkan kopi itu berpindah-pindah dari satu ceret ke ceret yang lain. Hasilnya adalah kopi yang sangat pekat, harum, tetapi tidak mengandung bubuk kopi karena sudah tersaring di dalam “kaus kaki” tadi (source: travel.kompas.com). Berbeda dengan kopi hitam di banyak daerah lain yang masih menyisakan ampasnya. Buat yang tidak suka menyeruput kopi hitam, bisa coba juga Kopi Sanger, atau kopi susu. Dengan pembuatan yang sama dengan kopi hitam tapi di gelasnya ditambah dengan susu kental dan dikocok sampai berbuih. Aroma kopi kentalnya masih sangat terasa, membuat kopi sanger ini berbeda dengan kopi susu biasa.
Sambil ngobrol dan menyeruput kopi, tentunya sajian kudapan akan menjadi pelengkap suasana. Berbagai makanan ringan bisa kita coba, goreng pisang (dengan dibalut tepung panir), roti dengan selai serikaya, kueh dengan isi fla dan sebagainya. Boleh juga memesan martabak aceh yang dapat mengenyangkan.
Kopi Aceh memang ngangenin, apalagi jika diminum langsung di kedainya seperti di Chek Yuke ini. Yuke sendiri berasal dari kata UK, singkatan dari Ulee Kareng, daerah yang merupakan salah satu penghasil kopi di Banda Aceh. Menghabiskan waktu di kedai kopi ini memang tidak terasa, obrolan akan mengalir dan berpindah-pindah dengan beragam topik. Dan asiknya lagi, layaknya tempat minum kopi di kafe-kafe di Jakarta, disini juga merupakan Free Hot Spot Area sehingga kita bisa lihat banyak anak muda yang ngopi sambil menenteng laptop. Bedanya dengan kafe di Jakarta: harga lebih murah - kopi jauuhhh lebih nikmat.
Sekarang, saatnya membeli Bubuk Kopi Ulee Kareng untuk buah tangan. Saya langsung meluncur ke Kopi Solong - Ulee Kareng.
Mau tahu tempat makan lainnya di Aceh? Silakan lihat disini -> Wisata Kuliner Aceh
Mantap Broooo....!!!
ReplyDelete