Wisata Kuliner Indonesia #325
Kopi Tahlil - Pekalongan
Meminum kopi memang bukan sekedar mengalirkan air kopi hitam ke kerongkongan untuk menghilangkan dahaga, akan tetapi disana juga terletak cerita, tradisi dan sejarah yang berasimilasi dalam sebuah budaya ngopi. Di warung kopi lah segala permasalahan dari urusan perang sampai cerita ranjang dipertukarkan para penikmat kopi. Di Pekalongan saya menemukan tradisi ngopi yang tidak ditemui di daerah lain: Kopi Tahlil. Ya, setiap malam, tenda-tenda penjaja kopi bermunculan di beberapa sudut jalan kota Pekalongan dan semua memberi label yang sama untuk dagangan mereka: "Kopi Tahlil". Kopi Tahlil bukan hanya menyajikan cita rasa kopi yang berbeda dengan biasanya, tapi juga memberikan cerita sejarah asal mula tradisi ini muncul. Konon, kopi merupakan hidangan wajib bagi setiap acara Tahlilan yang diadakan oleh warga yang baru kehilangan sanak familinya. Lama kelamaan, kopi tahlil bergeser menjadi komoditas yang dijajakan di Pekalongan. Selain "asal muasal"nya tersebut, kopi tahlil juga memberikan cita rasa yang aduhai bagi para penikmatnya. Bukan hanya bubuk kopi yang diseduh dengan air panas, kopi tahlil juga "dibumbui" dengan aneka rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, sereh, kayu manis dan sebagainya. Kita juga bisa menambahkan susu kental manis di dalamnya. Alhasil, begitu tegukan pertama meluncur ke tenggorokan, sensasi yang berbeda akan muncul: kenikmatan aroma kopi kaya rempah dengan kehangatan yang dialirkannya ke dalam tubuh kita. Seolah ada suntikan energi baru yang mengalir melalui perantara kopi tahlil ini.
Salah satu teman untuk menikmati kopi tahlil ini adalah Ketan Kinca. Ketan dengan parutan kelapa yang gurih diguyur dengan kinca alias gula merah cair menghasilkan paduan asin-manis yang serasi. Kudapan inilah yang paling laris selain aneka kudapan lainnya seperti gorengan dan kacang, terbukti walau malam belum terlalu larut kudapan ini sudah ludes tak bersisa di Kedai Kopi Tahlil Pak Eko yang saya kunjungi.
Kedai Kopi Tahlil Pak Eko memang kecil, berada di kaki lima di ruas Jl. H. Agus Salim. Akan tetapi sebagian besar pengunjung memang tidak menikmati kopi di dalam kedai itu, mereka menggelar tikar yang disediakan oleh sang penjual di sepanjang trotoar sekitar Kedai kopi itu. Di atas tikar itulah beragam obrolan tentang berbagai hal tercurahkan dengan ditemani aroma kopi tahlil yang menggoda, mengisi ruang udara malam kota Pekalongan.
Mau cari tempat makan di Kota Pekalongan lainnya? Klik aja di sini: Wisata Kuliner Pekalongan
semoga bisa sefenomenal kopi jos ala Jogja....
ReplyDeleteplease visit our website @ http://www.wisatapasuruan.com. Thanks
ReplyDelete